/Trump Menyerukan Pembebasan Sandera Gaza Menjelang Pertemuan Netanyahu
Trump Menyerukan Pembebasan Sandera Gaza Menjelang Pertemuan Netanyahu

Trump Menyerukan Pembebasan Sandera Gaza Menjelang Pertemuan Netanyahu

BERITAMAX.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerukan secara terbuka agar semua sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza segera dibebaskan. Ia menekankan bahwa pembebasan itu harus mencakup warga lanjut usia, jurnalis, dan warga sipil. Seruan ini muncul menjelang pertemuan pentingnya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Washington.

Trump memperingatkan bahwa jika Hamas gagal membebaskan para sandera sebelum batas waktu yang ia tetapkan, maka semua kesepakatan diplomatik akan batal. “Semua taruhan dibatalkan,” ujarnya. Pernyataan ini muncul di tengah upaya finalisasi kesepakatan gencatan senjata.

Trump juga menegaskan bahwa ia akan membatalkan kesepakatan gencatan senjata jika para sandera belum dibebaskan paling lambat Sabtu pukul 12 siang waktu setempat. Ia meminta Israel untuk “menyiapkan segalanya” jika Hamas menolak ultimatum tersebut. “Tak satu pun anggota Hamas akan aman jika kalian tidak memenuhi tuntutan kami,” tambahnya.

PROSES NEGOSIASI DAN GENCATAN SENJATA

Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, sedang memimpin negosiasi perpanjangan gencatan senjata selama 50–60 hari. Sebagai imbalannya, Hamas diminta membebaskan lebih banyak sandera. Namun, kedua pihak masih berselisih dalam sejumlah isu, termasuk keberadaan militer Israel dan nasib para pengungsi Gaza.

Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat telah menjalin kontak langsung dengan perwakilan Hamas melalui saluran diplomatik di Doha. Ia menegaskan bahwa negosiasi tersebut tidak melibatkan pembayaran. “Kami bernegosiasi, bukan membayar. Saya hanya ingin orang-orang ini bebas,” katanya. Ia juga mengeluarkan peringatan keras: “Bebaskan semua sandera sekarang, bukan nanti… atau semuanya akan berakhir bagi kalian.”

FOKUS PERJUMPAAN TRUMP–NETANYAHU: PEMBEBASAN SANDERA

Dalam pertemuan dengan Trump, Perdana Menteri Netanyahu menyatakan bahwa mereka membahas langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan utama Israel dalam perang ini. Tujuan tersebut mencakup pembebasan semua sandera, penghancuran kekuatan militer Hamas, serta pencegahan ancaman dari Gaza di masa depan.

Pertemuan ini menjadi yang ketiga antara Trump dan Netanyahu sejak Januari.

KEKHAWATIRAN KELUARGA SANDERA

Beberapa keluarga sandera Israel menyuarakan kekhawatiran terhadap pendekatan Trump. Salah satunya adalah ayah dari tentara Nimrod Cohen. Mereka menilai rencana Trump—termasuk wacana relokasi penduduk Gaza atau bahkan “membeli” wilayah itu—bisa mengacaukan proses diplomatik dan menurunkan kepercayaan Hamas.

Para keluarga meminta agar isu masa depan Gaza dibahas setelah para sandera dibebaskan. Mereka khawatir pembicaraan tersebut akan memicu reaksi yang bisa membahayakan para sandera.

RENCANA “TRUMPSFER” PICU KONTROVERSI

Pada Februari 2025, Trump mengusulkan agar Amerika Serikat mengambil alih kendali atas Gaza. Ia juga menyarankan relokasi penduduk ke negara-negara tetangga dan menjanjikan rekonstruksi besar setelah perang berakhir.

Namun, banyak pihak mengecam ide ini. Hamas, negara-negara Arab, dan organisasi HAM internasional menyebutnya sebagai rencana yang berpotensi memicu konflik lebih luas, bahkan menyerupai praktik pembersihan etnis.